Sabtu, 20 Desember 2008

CARA MEMILIH SEGMENTASI PREMIUM ATAU SECOND LINE ?

Masakan yang hambar sama dengan perusahaan yang tidak jelas dalam penetapan segmentasi pasarnya: premium atau second line ? Akibatnya perusahaan seperti ini akan menjadi perusahaan yang umum, mudah ditemui, dan tidak maju. Perusahaan yang tidak jelas segmentasinya sama saja dengan orang yang tidak tahu jati dirinya sebenarnya.
Penetapan segmentasi ini menjadi penting, karena akan mempengaruhi bentuk bangunan yang kita miliki, interior, fasilitas pendukung, pemilihan instrumen promosi dan iklannya.
SISI POSITIF SECOND LINE
Dampak ekonomi dunia yang terus mengguras daya beli konsumen, mengakibatkan mereka memark-down produk atau jasa yang mereka butuhkan. Misal, dulu orang yang mempunyai daya beli membeli mobil kelas 300jtan ke atas memark-down dirinya untuk membeli mobil berkelas 150-200jtan. Mereka yang dulu punya uang pas-pasan untuk membeli mobil sekelas xenia dengan cicilan, memark-down dirinya dengan kendaraan motor roda dua. Porsi orang yang berani membayar mahal demi merk dan gengsi semakin kecil. Sebaliknya porsi orang yang rasional, dengan lebih mempertimbangkan fungsi dan harga dibandingkan merk dan gengsi semakin besar. Konsumen sudah semakin jeli dan tidak "grasa grusu" dalam memilih sebuah produk atau jasa. Mereka sangat teliti membandingkan produk antara personal image dengan benefit yang dia dapatkan.


SISI POSITIF PREMIUM LINE
Walau dampak ekonomi terus menghantam, sepertinya tiada berhenti, tetap saja orang kaya selalu ada di muka bumi ini. Apalagi dengan karakteristik konsumen Indonesia yang dikenal boros, konsumtif, prestise, dan berani. Perusahaan yang bermain di segmen ini akan mudah untuk mencari margin laba yang besar, karena pemain di segmen ini bisa dibilang langka, dan pemain di segmen ini adalah perusahaan yang sudah dewasa. Mereka lebih mengutamakan kualitas dan pelayanan dibandingkan dengan banting harga. Mereka lebih memfokuskan membangun network, seperti membentuk komunitas, dalam memasarkan produknya. Mereka juga sibuk bagaimana membangun kekhasan produk atau jasa yang dijual. Segmen ini masih sangat berpeluang di kota-kota besar, yang didukung banyaknya orang kaya dan turis bisnis maupun turis wisata.
KIAT MEMILIH SEGMEN YANG TEPAT BAGI PERUSAHAAN ANDA
1. Apakah produk atau jasa Anda saat ini memiliki kekhasan yang tinggi ?
2. Apakah produk atau jasa Anda saat ini memiliki pemimpin kualitas produk atau jasa
sejenis ?
3. Apakah perusahaan Anda saat ini sangat kuat brandingnya ?
4. Apakah Anda sebagi owner/founder mempunyai personal branding yang kuat ?
5. Apakah perusahaan Anda memiliki jaringan/network yang identik dengan orang
berduit?
6. Apakah di wilayah pasar Anda kompetitor sudah banyak bermain di Premium Line ?
7. Apakah perusahaan Anda sudah eksis lama ?
8. Apakah perusahaan Anda terbiasa dan benar-benar diakui positif karena mampu
memberikan sentuhan dan pengelaman yang emosional bagi pelanggan Anda ?
Jika jawaban Anda kebanyakaan "Ya", maka Anda bisa memasuki segmen Premium Line, jika "Tidak" adalah jawaban terbanyaknya, maka Anda sebaiknya masuk ke segmen Second Line.
Beberapa waktu lalu saya melihat siaran di TV Channel "Travel&Living" yang memberitakan kenikmatan yang diberikan salah satu Hotel yang saya lupa namanya di Manca Negara. Tapi yang saya ingat dan kagumi salah satu fasilitas Hotel tersebut adalah seekor anjing bagus dan jinak. Anjing itu memang ditawarkan oleh pihak hotel secara gratis untuk dibawa oleh tamu hotel keluar hotel. Sambil menikmati pemandangan di sekitar Hotel dan ditemani oleh anjing yang bagus, jinak, dan plus lucu.
Hotel ini sudah berhasil membangun Hotel bersegmen Premium Line. Dan Hotel tersebut sedang menuai hasil jerih lelahnya. Bagaimana dengan Anda ?

Senin, 15 Desember 2008

CARA PROMO DAN IKLAN YANG EFEKTIF

Ada beberapa hal perlu disadari para marketer saat menggelontorkan sebuah promo dan iklan, yakni :
1. Apakah promo dan iklan tersebut meningkatkan branding
2. Apakah promo dan iklan tersebut sesuai dengan tujuannya
(meningkatkan sales or marketing)
3. Apakah promo dan iklan tersebut kreatif, sehingga menjadi pusat
perhatian ditengah hiruk pikuk promo dan iklan yang lain
4. Apakah promo dan iklan tersebut menggunakan media yang tepat, jika
dihubungkan dengan target pasar yang ingin kita raih
5. Apakah promo dan iklan tersebut sesuai dengan fase pertumbuhan
bisnis perusahaan

Kelima hal di atas, jika Anda gagal, sama saja Anda membuang belanja promo dan iklan perusahaan dengan percuma. Diperkirakan belanja iklan di tahun 2007 lebih tinggi 5 Triliun dibanding tahun 2006 sebesar 30 Triliun, naik 17%. Belanja iklan perusahaan seperti Pertamina saja sebesar 20-30 Milyar. Dan saya percaya kita semua mengamini jika hampir semua perusahaan biaya promosi dan iklannya termasuk biaya terbesar jika dibandingkan biaya lainnya, kecuali Harga Pokok Penjualan.
Kita akan fokus membicarakan hubungan fase pertumbuhan bisnis dengan strategi promo dan iklan yang tepat.
Sebuah perusahaan tentu akan mengalami siklus sebagai berikut :

BIRTH ---> GROWTH ---> MATURITY ---> DECLINE ---> DEATH

Saat perusahaan Anda pada fase BIRTH, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang mengedukasi
2. Promo dan iklan yang secara massal
3. Promo dan iklan yang sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang berguna untuk branding
2. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
3. Promo dan iklan bertujuan untuk customer loyalty dan emosional

Saat perusahaan Anda pada fase GROWTH, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang menciptakan customer loyalty
2. Promo dan iklan yang mulai membangun brand image
3. Promo dan iklan yang mengedukasi
3. Promo dan iklan yang sedikit sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang secara massal
2. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)

Saat perusahaan Anda pada fase MATURITY, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang memperkuat brand image
2. Promo dan iklan yang lebih elegan
3. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
4. Promo dan iklan yang memberikan sentuhan emosional
Don't :
1. Promo dan iklan yang secara massal
2. Promo dan iklan yang mengedukasi

Saat perusahaan Anda pada fase DECLINE, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang menjelaskan inovasi produk
2. Promo dan iklan yang massal
3. Promo dan iklan yang sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
2. Promo dan iklan yang menonjolkan branding

Saat perusahaan Anda pada fase DEATH, maka :
Do :
Sama dengan fase BIRTH + DECLINE
Don't :
Sama dengan fase BIRTH + DECLINE

Iklan Force Magic bisa menjadi contoh bisnis pada fase BIRTH, terlihat iklan tersebut mengedukasi pasar untuk memilih obat nyamuk yang baik buat kesehatan.
Promo dan iklan Mie Sedap bisa menjadi contoh bisnis fase GROWTH, yang kental dengan nuansa membangun brand image mie bungkus dengan memasang iconnya Titi Kamal.

Sabtu, 13 Desember 2008

4 LANGKAH KEPEMIMPINAN DIRI/4 STEPS FOR SELF LEADERSHIP

Menjadi pemimpin haruslah mereka yang bisa mengurusi keluarga. Namun ingin menjadi pemimpin besar haruslah mereka yang bisa memimpin dirinya sendiri.
Syarat kepemimpinan diri :
1.Mampu mengendalikan diri
·Kesalahan Musa ;
Act 7:20 Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
Act 7:21 Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Act 7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Act 7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Act 7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Act 7:25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Act 7:26 Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
Act 7:27 Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Act 7:28 Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?

Kesalahannya : Tanpa seijin Tuhan, membunuh, tindakannya emosional bukan rasional, tidak sesuai waktunya Tuhan
Tahukah Anda prilaku Manager "kodok" ?

Mereka adalah manager yang berjalan dengan menyikut kiri kanannya, seperti gaya kodok berjalan.
Mampu mengendalikan diri = aku menguasai lingkunganku bukan lingkunganku membuat aku seperti ini.
·Kendalikan emosi dan cara Anda bertindak. Ada 3 area; area tidak baik (saya kepala aparat keamanan, tidak menyelesaikan kemalingan karena tidak ada uang buat saya), area baik (saya calon gubernur, saya memberi sembako) dan area benar (saya hamba Tuhan, turun ke jalan-jalan untuk membantu penderitaan rakyat miskin, walau saya sudah nyaman untuk duduk diam di gereja, dia adalah Mother Theresa)

·Tujuan vs Cara.
Ada 4 dimensi; penolakan, antipati, manipulatif dan pengaruh
1. Jika tujuan Anda tidak baik dan caranya tidak baik maka Anda menuai penolakkan
2. Jika tujuan Anda baik dan caranya tidak baik maka Anda akan menuai antipati
3. Jika tujuan Anda tidak baik dan caranya baik maka Anda sedang manipulatif
4. Jika tujuan Anda baik dan caranya baik maka Anda menuai pengaruh
Ingat ! Leadership is about how to influence. Anda perlu membangun diri dengan bertindak untuk tujuan yang baik dan dengan cara yang baik pula.

2.Jadilah diri Anda dengan 3 K = Konsisten, Konsekuen dan Komitmen.
Konsisten = dapat dipercaya; apa yang kita katakan, kita lakukan.
Konsekuen = kerjakan hingga selesai.
Komitmen = lakukan yang terbaik yang Anda bisa.

3.Hidup dalam potensi penuh.
3 Rules hidup dalam potensi penuh :
a. Selalu terus belajar. Mereka terbuka terhadap masukan demi pertumbuhan pribadinya
b. Tekun. Mereka tidak seperti tentara Inggris yang kalah berperang dengan Turki, padahal asal mereka tetap menyerang Turki 1 menit lebih lama mereka akan menang. Karena tentara Turki sudah kehabisan amunisi dan sudah siap untuk mengangkat bendera menyerah.
c. Tidak cepat puas. Andaikata SBY cepat puas, maka dia tidak akan pernah menjadi Presiden. Cukup dengan pangkat Jendralnya, sungguh kebanggaan yang luar biasa baginya , anak Pacitan menjadi Jendral.

4.Bertumbuh.
Proses bertumbuh : This is my decision + Taka a step + Self Evaluation + Renewal (Ini keputusanku + Melangkah + Evaluasi diri + Pembaharuan )

Jumat, 12 Desember 2008

EXTRA EFFORT

Extra Effort artinya tindakan tambahan yang Anda lakukan bagi pelanggan Anda, dan tindakan itu sama sekali bukan kewajiban perusahaan Anda. Dalam arti, andai Anda tidak melakukannya pun Anda tidak akan dimaki-maki pelanggan.
Misalnya semalan saya komplain ke toko handphone dimana minggu lalu saya baru membelinya, namun saya tidak bisa menginstall aplikasinya ke lap top saya. Saya dianjurkan untuk langsung ke Samsung Centre yang tidak satu gedung dengan toko tersebut. Saya tidak bisa komplain dan memakinya, karena memang itu bukan kewajiban toko untuk menggaransi produk yang mereka jual, supplierlah yang menggaransi.
Lalu Extra Effort ini buat apa kalau begitu ?

Jika ceritanya lain, si penjaga toko itu membantu menelponkan ke Samsung Centre (biaya tidak mahal, karena tarif lokal), setidaknya memberitahukan keluhan saya dan membuat janji untuk saya. Tentu tindakan ini akan sangat membekas di hati saya. Besok-besok kalau saya butuh handphone dan accsesoriesnya tentu akan kembali ke toko tersebut, bahkan toko tersebut akan dengan sukarela saya jadikan rekomendasi bagi rekan-rekan saya.
Extra Effort sangat berguna memberikan pengalaman emosional bagi pelanggan kita.
Apakah pegawai kita sudah melakukan Extra Effort yang baik ?
Apa yang membedakan Careefour dan Hipermart ? Hampir sama...
Harga, fasilitas, alat pembayaran semua tidak beda. Andai pegawai Anda memberikan pembedaan di Extra Effort, maka perusahaan Anda akan membuat perbedaan.
Pernahkah Anda mencari-cari barang di Hipermarket ? Saya percaya tentu pernah, dan pernahkan Anda bertanya kepada salah seorang pegawai yang Anda temui untuk menemukan barang yang Anda cari ? Tentu saja pernah, bukan ?
Apa yang Anda alami: pegawainya hanya menunjuk dengan jari telunjuknya untuk mengarahkan Anda ke tempat barang yang Anda cari atau pegawai itu dengan mukanya tersenyum, antusias menemani Anda sampai menemukan dengan tepat barang yang Anda cari ?
Mungkin keduanya pernah Anda alami. Mana yang membekas di hati Anda, pegawai yang hanya menunjuk atau yang mengantar hingga menemukan yang Anda cari ?
Berikut 5 Rules for Extra Effort :
1. Extra Effort adalah tentang membangun relasi
2. Extra Effort dimotivasi dari ketulusan hati untuk melayani
3. Extra Effort dimulai dari cara pandang Owner dalam menganggap pelanggannya
4. Extra Effort harus dimasukkan dalam SOP (Standard operating & procedure)
5. Extra Effort patut disejajarkan dengan usaha inti perusahaan.
Beberapa tindakan yang termasuk Extra Effort :
1. Menelpon taxi, saat pelanggan Anda membutuhkan taxi untuk pulang
2. Memberikan free charge service yang tidak material
3. Menemani pelanggan yang mencari barang, seseorang dan ruangan
4. Free Parking (Anda yang membayar biaya parkirnya)
5. Bantu pelanggan untuk komplain garansinya ke supplier kita
6. Telpon satu atau dua minggu setelah pelanggan bertransaksi dengan kita, apakah ada keluhan dengan produk yang kita jual

Rabu, 10 Desember 2008

5 KESALAHAN BERBISNIS

Bisnis 2009 akan tidak lebih mudah, persaingan semakin ketat. Walau pertumbuhan bisnis tetap ada, saya perkirakan 5-6%, namun pertambahan kue bukannya menambah porsi kue per masing-masing pengusaha, bahkan sebaliknya. Hal ini diakibatkannya munculnya banyak pengusaha baru yang beradu nasib.
Persaingan akan dimenangkan oleh pengusaha yang kreatif, customer oriented, menjalankan managemen yang efektif, dan memiliki Sumber Daya Manusia yang solid.
Untuk menjadi pengusaha sepeti ini, Anda perlu menghindari 5 kesalahan berbisnis.

KESALAHAN Pertama, MENGABAIKAN CUSTOMER NEED. Pengusaha yang suka banting harga, dapat omzet dadakkan karena dapat harga beli murah dan jual murah, mereka akan dimakan oleh hukum pelanggan itu sendiri. Oleh karena edukasi customer yang sudah meningkat, tawaran fungsi produk/jasa yang sama sudah menjamur, dan perubahan lingkungan pelanggan, mereka semakin bijak untuk memilih perusahaan mana yang baik buat mereka untuk bertransaksi.
Tidak ada pilihan, bagi pengusaha saat ini untuk mau mendengar kebutuhan pelanggan Anda. Alihkan fokus Anda yang dulu lebih banyak bagaimana mendatangkan barang, dengan mengamati dan mendengar keinginan dari pelanggan Anda. Berilah benefit yang pas buat mereka.
KESALAHAN kedua, MENGABAIKAN MEMBANGUN SDM YANG SOLID. Old Rules : Business = Product. New Rules : Business = Product + Service. The Best Rule : Business = Product + Service + Human Resource. Bekali pegawai Anda dengan bekerja dengan hati, kreatifitas, pro aktif, antusias, dan kemampuan make a decision. Mereka adalah spoke person bagi perusahaan Anda, bukan Anda, tapi mereka. Zaman batu, agraris, industri, marketing, teknologi informasi sudah berlalu. Sekarang sudah tiba zaman Sumber Daya Manusia. Akhirnya semua akan bisa mengikuti produk/jasa yang kita jual, semua bisa mengikuti harga yang kita pasang, semua bisa menjalankan pemasaran yang kita buat, namun semua belum tentu bisa mengikuti persis dengan kualitas SDM yang kita miliki.
KESALAHAN ketiga, TIDAK MENGGUNAKAN MANAGEMEN BERBASIS KINERJA. Banyak pengusaha menjalankan bisnisnya berorientasi pada untung, bukan pada kinerja. Pengusaha yang berorientasi untung akan fokus pada sales, bagaimana produk/jasanya bisa dijual segera dan sebanyak-banyaknya. Jangan heran mereka akan membanting harga dan tidak peduli service after sales, hit and run jurus pamungkas mereka. Pengusaha yang berorientasi untung akan fokus pada pertumbuhan sales, bukan kinerja yang optimal. Asal penjualan sudah meningkat, mereka akan puas. Sebut saja tahun lalu hasil penjualan 12M, tahun ini 15M, mereka sudah puas. Padahal jika mau dianalisa, titik optimal yang bisa dicapai bisa jauh lebih dari 15M, jika perusahaan mau membangun managemen berbasis kinerja, seperti : peningkatan fungsi controlling, budgeting, feedback dan upgrading.
KESALAHAN keempat, MENGABAIKAN DIFERENSIASI. Perusahaan yang tidak melakukan diferensiasi sudah pasti mati, paling tidak setengah mati buat perusahaan yang dulunya berjaya. Banyak produk yang dulunya terkenal namun sekarang tinggal kenangan, sebut saja : Bodrex, Sugus, dan masih banyak lainnya. Bagaimana membangun diferensiasi ? Anda bisa mengevaluasi dan membangun perusahaan Anda dengan competitive Advantage (product, pricing, promotion, positioning, publicity, packaging, pass-along, permission, people dan peculiar) yang banyak. Kedua Anda bisa memaksimalkannya dengan membangun customer satisfaction driven (harga, kualitas pelayanan, kualitas produk/jasa, kemudahan mendapatkan,faktor emosional)di perusahaan Anda.
KESALAHAN kelima, Local Mindset. Bagaimana mungkin bangsa yang memiliki SDA dan SDM yang banyak tidak bisa menikmati kekayaan itu, malah negara lain yang bisa memanfaatkannya, sebut saja : Freeport. Semua bermula dari pengusaha yang berpikir lokal. Mereka hanya membangun kerajaan bisnis kota, provinsi paling top nasional. Sehingga tidak mengherankan pengusaha ini tidak memikirkan branding dan network. Berbeda dengan para entrepreneur US. Mereka sangat bervisi global. Anda akan menemui dengan mudah dimana saja Coca Cola, Mc Donald, Sturback, produk Disney, Shell, Microsoft, dan lain-lain. Pengusaha yang bermental dan berpikir global akan lebih mudah sukses dari pada yang lokal.

Kamis, 27 November 2008

KEPEMIMPINAN YANG MENTRANSFORMASI

Siapakah pemimpin?
Kepemimpinan adalah topik yang menarik dan tidak habis untuk dibicarakan. Ada jutaan artikel yang dengan mudah kita temukan di internet yang membicarakan tentang kepemimpinan. Pemimpin yang kasat mata di kehidupan kita sehari-hari, andaikan kita di sebuah organisasi bisnis, pemimpinnya adalah direktur kita , manajer kita, kepala bagian kita. Jika di sekolah, pemimpin adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan mungkin ada koordinator-koordinator bidang tertentu. Merekalah yang disebut pemimpin. Bukti mereka dianggap pemimpin adalah bonus tunjungan jabatan yang mereka terima setiap bulannya. Bagaimana dengan di rumah, adakah juga pemimpin ? Pandangan pada umumnya menempatkan pria/suami/ayah sebagai pemimpin keluarga.

Bagaimana kita bisa menetapkan dengan benar, dia adalah pemimpin dan dia bukan ?
Jika pemimpin adalah seperti yang dijelaskan di atas, maka minimal ada tiga konsekuensi :
1.Jika anda dilahirkan wanita, maka anda tidak akan pernah menjadi pemimpin di keluarga
2.Jika anda tidak pernah menjabat kepala/manajer di perusahaan anda bekerja, maka anda tidak pernah menjadi pemimpin
3.Jika mau menjadi pemimpin, caranya anda harus mengejar jabatan

Belum lagi kalau kita bicarakan perusahaan keluarga yang memiliki warisan yang besar dan diwariskan ke anak-anaknya. Maka secara otomatis, mereka akan menjadi pemimpin. Begitu juga dengan beberapa kerajaan yang masih ada di Indonesia, pewaris tahta adalah pemimpin berikutnya. Dengan demikian pemimpin adalah hubungan darah daging, demikiankah ?
Beberapa minggu lalu saat makalah ini ditulis, kita dihebohkan dengan gonjang ganjing krisis global yang dimulai dari kebangkrutan korporasi Amerika Serikat. Di harian utama Kompas, dikupas perkiraan alasan kebangkrutan beberapa korporasi Amerika Serikat dikarenakan prilaku CEO korporasi tersebut. Mulai dari ketamakkan akan keuntungan yang besar, hingga membuat keputusan investasi yang agresif. Juga gaya hidup CEO nya yang boros, walau perusahaannya di ujung tanduk, mereka masih bisa mengadakan meeting dengan fasilitas mewah dan lengkap. Serta sistem bonus yang tidak mendewasakan mereka, membuat para CEO gelap mata. Mereka mewakili pemimpin secara struktural, namu benarkah mereka pemimpin yang sesungguhnya ?
Istilah pemimpin sudah muncul sejak 5000 tahun sebelum Masehi, antara lain di Mesir. Di Cina, sekitar tahun 600 sebelum Masehi, orang juga sudah membahas masalah kepemimpinan. Di budaya Barat, orang-orang Yunani juga meninggalkan berbagai pemahaman mereka tentang kepemimpinan. Misalnya, Homer menuliskan pandangannya mengenai kualitas pemimpin yang perlu dimiliki. Di jaman modern, sampai pada tahun 2000 saja telah terbit lebih dari 2000 judul buku mengenai kepemimpinan.
Berikut ini saya mendaftarkan beberapa definisi tentang kepemimpinan :
·“Leadership is a relationship between those who aspire to lead and those who choose to follow”. (Kouzes & Posner, 2002).
·“Leadership is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal”. (Northouse, 2004)
·“Leadership is the influencing process of leaders and followers to achieve organizational objectives through changes”. (Lussier & Achua, 2004)
·“Leadership is the behavior of an individual… directing the activities of a group toward a shared goal”. (Hemphill & Coons, 1957)
·“Leadership is the influential increment over and above mechanical compliance with the routine directives of the organization” (D.Katz & Kahn, 1978)
·“Leadership is the process of incluencing the activities of an organized group toward goal achievement” (Rauch & Behling, 1984)
·“Leadership is a process of giving purpose (meaningful direction) to collective effort, and causing willing effort to be expended to achieve purpose” (Jacobs & Jacques, 1990)
·“Leadership is the ability to step outside the culture… to start evolutionary change processes that are more adaptive” (E.H. Schein, 1992)
·“Leadership is the process of making sense of what people are doing together so that people will understand and be committed” (Drath & Palus, 1994)
·“Leadership is about articulating visions, embodying values, and creating the environment within which things can be accomplished” (Richards & Engle, 1986)
·“Leadershipo is the ability of an individual to influence, motivate, and enable others to contribute toward the effectiveness and success of the organization…” (House et al., 1999)
·“Leadership is the ability of developing and communicating a vision to a group of people that will make that vision true” (Kenneth Valenzuela, 2007)
Dari definisi di atas, maka seseorang yang memiliki jabatan maupun warisan jabatan belum tentu bisa disebut pemimpin, walau secara struktur dia adalah pemimpin. Begitu juga sebaliknya mereka yang tidak memiliki jabatan secara struktural, belum tentu tidak bisa kita sebut pemimpin. Pria dalam hal ini seorang suami dan ayah tidak langsung bisa ditetapkan sebagai pemimpin, begitu sebaliknya dengan ibu atau anaknya tidak bisa kita katakan bukan pemimpin dalam sebuah keluarga.
Sebenarnya apa syarat utama saya bisa menjadi pemimpin ? Kalau begitu, apa syarat atau ciri utama seseorang bisa dikatakan pemimpin. Dari definisi diatas, ada beberapa kata kunci yang digaris miring serta ditebalkan, yang saya gabungkan menjadi kalimat berikut ini : Pemimpin adalah seseorang yang bisa mempengaruhi orang lain, untuk membawa mereka bersama-sama hingga mencapai visi yang ditetapkan. Jadi mereka haruslah memiliki kemampuan : (1) Mempengaruhi orang lain, (2) serta bisa menetapkan visi bersama, dan (3) mampu membawa orang lain untuk merealisasikan visi tersebut. Dr Yakob Tomatala dalam bukunya “Kepemimpinan Kristen” menjelaskan secara detail, apa saja kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin. Menurut beliau, dalam diri seorang pemimpin harus ada keyakinan terhadap apa yang sedang ia lakukannya, sasaran yang ingin diraihnya, alasan-alasan yang mendukungnya, yang melampaui pribadinya. Ia bahkan bersedia mengorbankan dirinya untuk menyelesaikan tugasnya. Ini membutuhkan keberanian. Bertahan walaupun menghadapi berbagai rintangan yang nyata, membuat keputusan dengan informasi yang tidak memadai, mempertaruhkan reputasi dan kesejahteraan materi, membutuhkan keberanian yang didasarkan pada keyakinan. Sebagian besar dari keberanian ini akan menampakkan dirinya dalam ketegasan mengambil keputusan. Kepemimpinan membutuhkan kemampuan persuasif. Yang menarik, hampir ada kesepakatan yang universal bahwa para pemimpin yang paling menonjol mempunyai kerendahan hati yang membuat mereka bersedia menerima tanggung jawab atas kegagalan dan juga keberhasilan. Tetapi bagi sebagian besar situasi kepemimpinan, harus ada kecakapan; orang tersebut harus mempunyai kecakapan dalam bidang yang sedang dikerjakannya. Dan beliau menambahkan, kepemimpinan tidak harus memiliki karisma yang hebat, pribadi yang hangat dan ramah. Tentu masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Ada 3 besar gaya kepemimpinan di sekitar kita :
1.Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok.
2.Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.
3.Gaya Kepemimpinan Bebas dan Pelengkap
Kepemimpinan Bebas merupakan kebalikan dari tipe atau gaya kepemimpinan otoriter. Dilihat dari segi perilaku ternyata gaya kepemimpinan ini cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi (compromiser) dan perilaku kepemimpinan pembelot (deserter).
Macam-macam teori kepemimpinan
Genetic Theory
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Traits theory
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Status Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju
Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.
Behavioral Theory
Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.
a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.
b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.
c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.
Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.
d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.
Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.
Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi
Situational Leadership
Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.
Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.
a. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
-> Task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
-> Leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
-> Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:
-> Legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
-> Reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
-> Coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
-> Expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
-> Referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
-> Information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.
b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.
Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
Transformational Leadership
Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.
Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.
Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch

Kepemimpinan Kristen
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu
sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang
kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk
kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang
lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa
yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata
mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku
memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Matius 20:25-28

Kita tidak usah memperdebatkan, apakah keinginan duduk di sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus di kerajaan Allah, adalah keinginan Ibu Yohanes dan Yakobus atau itu adalah keinginan anak-anaknya sendiri. Namun yang pasti ada ambisi di antara mereka, untuk mendapatkan kedudukan/derajat yang paling tinggi, di saat kerajaan Allah dinyatakan. Mereka rupanya tidak mau dijadikan pegawai kerajaan Allah, mereka hanya ingin kedudukan yang terhormat. Karena motivasi utamanya adalah ambisi, maka mereka berusaha dengan segala cara untuk memperoleh kedudukan itu. Dengan gaya “Bad Guys and Good Guys” jaman sekarang, Ibunya dijadikan “Bad Guys” dan anak-anaknya dijadikan “Good Guys”. Hal ini menjadi wajar terjadi, karena motivasi utama mereka adalah ambisi. Ambisi ini timbul, karena ada benih kesombongan, dan ini adalah benih dosa.
Lalu apa tanggapan Yesus ? Karena Dia adalah Tuhan, Yesus sangat tahu isi hati manusia. Dia tidak memberikan jawaban tentang permintaan tersebut kepada Ibu Yohanes dan Yakobus, Dia malah memberikan jawaban kepada Yohanes dan Yakobus. Dan lebih hebatnya lagi, jawaban Yesus diberikan dengan bahasa yang lembut dan sejuk. Tuhan Yesus ingin memperbaiki kesalahan ambisi yang dimiliki oleh murid-Nya dengan komunikasi yang lembut. Lalu Tuhan Yesus memulainya dengan mengalihkan pandangan yang salah yang dimiliki oleh murid-murid-Nya tentang kerajaan Allah. Kerajaan Allah bukanlah sistem kekuasaan seperti di dunia ini. Singkatnya Yesus memberikan pemimpin yang diharapkan bukanlah seperti yang ada sekarang di dunia, namun pemimpin yang nantinya berlaku di kerajaan Allah, dan yang diri-Nya sendiri telah lakukan. Yakni : pemimpin yang melayani. Semakin melayani, dia akan menjadi pemimpin, begitu sebalinya.

Siapa pemimpin Kristen dan apa ciri-cirinya ?
Berikut ini petikan kalimat tentang kepemimpinan Kristen oleh Dr. Yakob Tamatala. Sejauh ini kita belum banyak berbicara mengenai kepemimpinan Kristen, selain mengemukakan bahwa hal itu berbeda secara mendasar dalam motivasinya. Akan tetapi, selama ini kami memperhatikan bahwa organisasi-organisasi yang memberi prioritas yang tinggi kepada pentingnya individu, kepada standar perilaku pribadi yang tinggi, kepada komunikasi yang baik, baik ke atas maupun ke bawah, organisasi-organisasi yang mempunyai keyakinan yang benar, bisa melampaui yang lainnya. Kami juga memperhatikan bahwa terlalu sering organisasi-organisasi Kristen mempunyai standar individu dan prestasi bersama yang lebih rendah daripada organisasi-organisasi sekuler.
Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.
Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom - dalam peran seorang pelayan:
1.Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar di mana ia menjadi bagiannya.
2.Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita.
3.Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya.
4.Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya.
Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.

Gaya kepemimpinan Yesus
Sebelum kita membahas gaya kepemimpinan Yesus, pertanyaan yang harus kita jawab adalah : Apakah Yesus merupakan model kepemimpinan yang relevan buat kita sekarang ?”
Sikap skeptis ini bukan saja masalah bisakah menerima teladan Yesus sebagai model kepemimpinan yang sejati. Namun lebih dari itu, sikap ini disebabkan penolakan Yesus sebagai yang terbaik, yakni manusia yang sempurna dan Allah yang menjelma melalui Yesus.
Cerita ini, adalah contoh sikap skeptis murid-murid-Nya (waktu kejadian ini belum menjadi murid-murid Yesus) :
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak
mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang
membasuh jalanya.
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia
supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan
mengajar orang banyak dari atas perahu.
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang
dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami
tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga."
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan,
sehingga jala mereka mulai koyak.
Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya
mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama
mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata:
"Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena
banyaknya ikan yang mereka tangkap;demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-
anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun
meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Lukas 5:1-11
Ada begitu banyak alasan Petrus saat itu, dan tentu alasan yang masuk akal, untuk tidak mengikuti kepemimpinan Yesus. Petrus adalah seorang nelayan, dan dia adalah nelayan yang prof/ahli, bagaimana dengan Yesus ? Bukankah sikap skeptis ini juga ada di pikiran beberapa orang. Saya lebih bisa, saya lebih tahu, saya lebih dan lebih. Namun seharusnya pembuktian yang diberikan Yesus kepada Petrus, sudah sangat cukup menepis sikap skeptis kita. Karena dia adalah Allah dan Manusia yang sempurna. Tidak ada contoh lain yang terbaik, yang mana kita bisa tirukan selain gaya kepemimpinan Yesus, saat dulu, sekarang, dan selamanya.
Ken Blanchard dan Phil Hodges dalam bukunya “Lead Like Jesus” menyatakan, kalau kita ingin memimpin seperti Yesus, kita harus menjawab tiga pertanyaan penting di bawah ini :
1.Apakah saya seorang pemimpin ?
2.Apakah saya bersedia mengikuti Yesus sebagai model peran kepemimpinan saya ?
3.Bagaimana saya memimpin seperti Yesus ?
Memimpin seperti Yesus tidak lebih merupakan suatu komitmen untuk memimpin dengan cara yang berbeda. Memimpin seperti Yesus merupakan suatu siklus transformasi yang mulai dengan kepemimpinan personal (diri sendiri), dan kemudian bergerak memimpin orang lain one on one, kemudian memimpin satu tim atau kelompok, dan akhirnya, memimpin satu organisasi atau masyarakat.

Memimpin seperti Yesus menuntut penyatuan empat area kepemimpinan : (1) Hati, (2) Kepala, (3) Tangan, dan (4) kebiasaan.
Permasalahan awal seorang pemimpin adalah urusan spiritual yang ada di dalam hatinya. Sederhananya, apa yang menjadi motivasi dalam tindakan kepemimpinan kita. “Apakah kita seorang pemimpin pelayan atau pemimpin yang melayani diri sendiri ?” Ketika Yesus menggunakan handuk dan baskom untuk mencuci kaki murid-murid-Nya, Dia memberikan model kepemimpinan yang utama, yakni pemimpin yang melayani. Ada beberapa ciri-ciri pemimpin yang melayani :
1.Kepemimpinan pelayan pertama-tama mencari kerajaan Allah
2.Kepemimpinan pelayan menghormati Allah dan mengikuti perintah-Nya
3.Kepemimpinan pelayan sebagai pelayanan dengan melakukannya dengan kasih Yesus
4.Kepemimpinan pelayan menunjukkan model Yesus kepada orang lain
Ken Jennings dan John Stahl-Wert memberikan 5 tindakan pemimpin pelayan, yang mentransformasi tim, bisnis dan komunitas. Lihat gambar berikut :

Tindakan pertama : Membalikkan Piramid
Kita bisa menjadi pertama, dengan syarat mengedepankan orang lain terlebih dahulu. Seorang pemimpin yang dapat mengendalikan ego pribadinya, sekaligus membangun keyakinan serta harga diri orang lain, membuat situasi menjadi mungkin bagi tim untuk bekerja sama.
Tindakan kedua : Mendirikan Tonggak
Untuk bisa melayani banyak orang, kita harus terlebih dahulu melayani sedikit orang. Pencapaian kedalaman yang paling baik adalah tantangan untuk mencapai ke atas.
Tindakan ketiga : Membuka Jalan
Pemimpin yang melayani membangun organisasi pengajaran untuk menciptakan keunggulan di setiap tataran. Pemimpin yang melayani menyingkirkan hambatan agar orang lain bisa mencapai sukses.
Tindakan keempat : Membangun Kekuatan
Pemimpin yang melayani harus bekerja untuk menciptakan tim, yang membuat setiap orang hidup dengan kekuatan mereka dari hari ke hari.
Tindakan kelima : Melaju ke Arah Tujuan yang Besar
Untuk melakukan kebaikan yang paling mungkin, perjuangkan hal-hal yang tak mungkin. Pertahankan minat sendiri yang paling hebat dalam mencapai hal-hal di luar minat sendiri.
Melalui kepemimpinan yang melayani inilah Yesus mengajar kepemimpinan bagi dunia, ini adalah termasuk area kepala, menurut Ken Blanchard dan Phil Hodges.
Tangan berbicara tentang penetapan tujuan yang jelas dan pengukuran kinerja yang jelas pula, diikuti dengan memuji kemajuan dan mengarahkan kembali perilaku yang tidak tepat.
Kebiasaan kita dalah cara bagaimana kita memperbaharui komitmen sebagai seorang pemimpin untuk melayani, bukan dilayani. Komitmen untuk akan terus bersinar melalui pola hidup doa, mencari kehendak Tuhan melalui firman-Nya dan terlibat dalam komunitas Tuhan.

Kepemimpinan Kristen yang Mentransformasi
Cara lain memahami mengenai jenis pemimpin adalah dengan membandingkan pemimpin transformatif dan pemimpin yang transaksional. Seorang pemimpin, apalagi yang dikenal dengan pemimpin formal sebagai lawan dari pemimpin informal dapat terjebak untuk menjadi pemimpin transaksional. Pemimpin transaksional memperlakukan orang-orang yang dipimpinnya, atasannya, serta dirinya sebagai pemain-pemain dalam suatu proses perdagangan. Keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang menguntungkan baginya dalam hubungan dirinya dengan berbagai pihak. Masalah benar atau salahnya keputusan tadi tidak jadi perhatian utamanya, namun masalah untung atau ruginya terutama bagi kepentingannya sering menjadi dasar pertimbangannya. Kepemimpinan serupa ini tidak membuat organisasinya atau pihak-pihak yang terkait dengannya berkembang apalagi orang-orang yang dipimpinnya. Kecenderungannya ialah memanfaatkan berbagai pihak bagi dirinya.
Lawan dari kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan transformasional. Esensi kepemimpinan serupa ini adalah menghasilkan perubahan dimana dirinya dan mereka yang terkait dengannya sama-sama mengalami perubahan ke arah yang lebih luas, tinggi, dan mendalam. Kata kunci dari segenap keputusan adalah berapa jauh sebanyak mungkin pihak mengalami pertumbuhan.
Di dalam suatu organisasi yang bersifat nir laba, semestinya kepemimpinan yang ditumbuhkan adalah kepemimpinan transformatif. Namun, karena seringnya terjadi pemimpin dipilih bukan berdasarkan track-record atau riwayat kinerjanya, melainkan berdasarkan konsensus sosial, maka pemimpin-pemimpin formal seringkali bukan merupakan orang yang bermodalkan karakter, kompetensi dan komitmen yang tinggi. Akibatnya, maka mereka berusaha mati-matian untuk bertahan pada kedudukan mereka. Apalagi bila kedudukan tadi tidak memiliki alur karir yang melanjutkannya.

Transaksional Transformational

Bekerja dalam situasi Mengubah situasi
Menerima keterbatasan Mengubah apa yang biasa dilakukan
Menerima peraturan dan nilai yang Bicara tentang tujuan yang luhur ada
Timbal balik dan tawar menawar Memiliki acuan nilai kebebasan,
keadilan dan kesamaan

Pemimpin yang transformational membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.
Penutup
Kepemimpinan utamanya adalah mengenai bagaimana kita mempengaruhi orang lain. Yesus adalah contoh manusia yang sempurna, yang mempengaruhi dunia, dimulai dari kedua belas murid-murid-Nya. Kepemimpinan pelayan adalah hadiah atau contoh kepemimpinan bagi dunia.
Kita bisa mentransformasi sekeliling kita tergantung komitmen kita untuk mengikuti gaya kepemimpinan Yesus dan kemauan yang kuat untuk melakukan perbedaan yang baik bagi komunitas kita.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.bealeader.net/leadership-definitions/

Kepemimpinan Kristen, Dr. Yakob Tomatala

Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP
http://aparaturnegara.bappenas.go.id/data/Kajian/Kajian-2003/Dimensi%
Bible Commentaries, Matthew Henry
Materi CLN, oleh Robby Chandra
Lead Like Jesus, Ken Blanchard & Phil Hodges
The Serving Leader, Ken Jennings & John Stahl-Wert

Sabtu, 11 Oktober 2008

Kiat Entrepreneur Sejati : MENAKLUKKAN KRISIS

Secara nyata dampak dari perubahan ekonomi makro, seperti : melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, suku bunga yang terus menaik, kurs valuta asing yang bergejolak, menurunnya nominal ekspor, harga minyak dunia yang tidak stabil, sangat memukul entrepreneur.
Dengan kondisi daya beli pasar yang terus melemah memaksa entrepreneur untuk memutar otak, mempertahankan porsi penjualan yang selama ini dinikmati. Belum lagi akibat menjamurnya pesaing sejenis tanpa diimbangi dengan pasar yang melebar, semakin menjepit entrepreneur untuk bergerak.
Namun bukanlah entrepreneur sejati, apabila “krisis” ini menghentikan langkah seorang entrepreneur agar bisnisnya tetap eksis bahkan berkembang. Siapa bilang saat “krisis”, bisnis kita tidak bisa berkembang. Telah terbukti dengan krisis yang kita alami di tahun 1998, banyak orang kaya baru bermunculan. Takkala beberapa perusahaan besar di negera Paman Sam pailit, saya percaya tidak semua perusahaan di Amerika saat ini ikut mengalami “krisis”. Jadi “krisis” bukanlah senjata yang mematikan kita, namun bisa dijadikan batu loncatan bagi entrepreneur sejati, tentunya mereka adalah orang-orang yang jeli dan yang mau berubah. Seperti yang sudah dibuktikan oleh Ir. Ciputra saat melewati kepungan masalah yang sangat bahaya bagi bisnis perumahannya, kenaikan bunga KPR yang tidak masuk akal serta bahan bangunan yang begitu cepat naik hingga lebih dari 50%. Namun dengan kejelian dan perubahan yang dia lakukan melalui PT. Ciputra Development, berkembang dan membuahkan hasil. Dia berhasil melewati krisis dan berjaya hingga sekarang.
Ada empat kiat, yang harus dilakukan oleh entrepreneur sejati saat “krisis” menghadang bisnisnya.

KIAT No. 1
Mau tidak mau, langkah awal adalah efesiensi cost. Percayalah, apapun bisnis Anda, dapat dipastikan terjadi inefesiensi di sana sini. Mengapa bisa terjadi demikian ? Hal ini dikarenakan saat penjualan kita masih untung dan bisa menutupi cost yang ada, secara manusiawi kita cenderung tidak cerewet atas cost yang sia-sia sekalipun. Saat “krisis” datang, siap-siap pendapatan dari penjualan menurun, dan jangan harap untuk beberapa waktu terjadi peningkatan penjualan. Salah satu cara untuk mendapatkan laba hanyalah memperkecil biaya yang ada saat ini. Biaya-biaya apa saja yang harus dievaluasi ? Analisalah jumlah karyawan dan modal kerja yang ada gunakan.

KIAT No. 2
Lalu lakukan diferensiasi bisnis yang Anda punyai sekarang. Bisnis Anda akan mati jika bisnis Anda tidak ada keunikan, apalagi jika bisnis Anda tidak ada manfaatnya di mata pelanggan. Anda harus segera memperbanyak pilar-pilar keunggulan bersaing (competitive advantages), seperti : mengatur strategi harga jual, memperbaiki kualitas dan fungsi produk, mengefektifkan jalur distribusi, packaging yang menarik, meningkatkan kualitas SDM, dll. Juga lihatlah peluang bisnis lain, yang bisa meningkatkan benefit dari bisnis Anda sebelumnya.
Hindari bisnis baru yang tidak memberikan kontribusi apa-apa dari bisnis Anda saat ini, karena tindakan ini tidak bijaksana, memulai bisnis di saat “krisis”.
KIAT No. 3
Kesalahan orang pada umumnya, meniadakan promosi di saat “krisis”. Dipikir promosi adalah “cost” yang harus diefisienkan. Anda salah besar, promosi bukanlah “cost”, tapi termasuk investasi. Karena uang yang Anda keluarkan buat promosi, tidak akan hilang begitu saja. Uang itu akan kembali mendekati perusahaan Anda, melalui kembalinya pelanggan yang lama dan datangnya pelanggan baru. Namun yang perlu Anda teliti ulang adalah bentuk promosi yang Anda lakukan. Saat “krisis”, buatlah promosi yang memberikan benefit “langsung” kepada pelanggan, baik yang lama dan yang baru. Di saat krisis pastilah jumlah pelanggan potensial di bisnis Anda akan berkurang, dan tentu saja mereka akan memilih perusahaan mana yang bisa memberikan benefit, lebih banyak pelanggan mengeluarkan uang dengan extra prudent (hati-hati).
TIPS : Beriklan dan Promosi
1. Berhati-hatilah beriklan, jangan hanya memberikan informasi tentang bisnis Anda, buatlah iklan yang bisa membuat orang ingin mencoba produk Anda.
2. Ciptakan iklan yang unik, sehingga tidak teredam dengan hiruk pikuk iklan-iklan yang berseliweran di mana-mana.
3. Dan buatlah promosi yang tidak setengah hati (tidak tanggung-tanggung), karena uang yang Anda keluarkan akan terbuang sia-sia.
KIAT NO. 4
Terakhir, bisnis yang bertahan dari “krisis” adalah bisnis yang bisa mempertahankan pelanggannya. Saat tidak krisis, ibarat kita menjala ikan di kolam ikan air tawar. Dengan sembarangan membuang jalapun, kita pasti bisa banyak mendapat ikan. Berbeda dengan saat krisis, seperti kita menjala ikan di lautan nan luas. Tanpa strategi dan perencanaan yang tepat, jangan harap bisa mendapatkan ikan yang banyak. Hindari berbisnis tanpa punya sasaran pelanggan mana yang ingin Anda raih. Oleh karena itu saat krisis Anda tidak boleh hanya duduk menunggu, hingga pelanggan Anda datang kepada Anda. Kemaslah suatu sentuhan transaksi yang memiliki benefit bagi pelanggan Anda. Buatlah pelanggan Anda menjadi pelanggan yang loyal. Merekalah yang menjadi dewa penolong bisnis Anda melewati masa “krisis”.
TIPS : Mempertahankan Pelanggan di Saat Krisis
1. Sentuhan transaksi yang berkesan, hal ini dimulai dari diri Anda.
2. Nomor satukan pelanggan, dan nomor duakan Anda.
3. Jual produk yang menguntungkan pelanggan.
4. Prioritaskan pelanggan lama.
5. Membangun komunikasi yang berlanjut dengan pelanggan.
6. Ikatlah pelanggan dengan program penjualan yang membuat mereka repeat melakukan order.

- Konosuke Matsushita -
"Bermacam-macam peluang muncul pada saat Anda sedang krisis… saat dalam kondisi bagus itu memang bagus tapi saat dilanda krisis adalah lebih bagus lagi".

Kamis, 29 Mei 2008

7. Beridelah tidak seperti pada umumnya (biasa)

Ide bisnis yang unik berarti anda memiliki daya saing yang memberikan daya jual.
Hindari :
1. Menjual produk/jasa yang sudah banyak
2. Menjual produk/jasa dengan kualitas (fungsi, packing) yang sama
3. Menjual produk/jasa dengan cara yang sama

Anda perlu berpikir outside of the box.
Berapa setengah dari tiga belas ? 6 setengah, 1 dan 3, XI dan II, VIII.

Eti tidak hanya membuat makanan dari kentang, tapi juga memproduksi sirup kulit kayu manis sebagai minumannya. Sesuai dengan namanya, minuman ini rasanya manis dan warna coklat kekuningan.
Yang tak kalah unik adalah produk terbarunya, yaitu tomat kurma. Meski jenis makanan ini sudah ada lebih dulu di Ambarawa dan Batam, tomat kurma buatan Eti agak sedikit berbeda. Kurma lebih terasa asam, khas tomat. Bentuknya betul-betul mirip kurma, berwarna kecoklatan.
Dari kemampuan ini, Eti pernah meraih penghargaan Jerih Setio tahun 2003 dan Juara II UKM Berprestasi Tahun 2006 dari Pemprov Jambi, dan Pemuda Pelopor Tahun 2006 tingkat Nasional.
Dalam satu hari Eti memasuk 1.000 bungkus atau sekitar 250 kilogram dodol kentang ke hampir semua toko swalayan di Kota Jambi. Selain itu, dodolnya juga dipasarkan ke sejumlah kabupaten di Jambi, Bengkulu, Riau dan Padang. Bahkan menjelang musim Lebaran, penjualan mencapai 32.000 bungkus atau sekitar 8 ton.
Kini dia sedang menimbang-nimbang permintaan untuk memasarkan dodol kentangnya ke Malaysia.

Selasa, 06 Mei 2008

6. Beranilah untuk memulai

Ada yang berpikir perlu cari waktu yang tepat untuk memulai, atau perlu sempurna dulu baru memulainya. Percayalah, perlu sikap berani, untuk memulai, karena rencana banyak yang jadi file saja, karena tidak ada keberanian untuk memulainya.

Lampu hijau bagi anda untuk berani mulai, apabila :
1.Anda sudah punya rencana yang jelas (spt di no 3)
2.Anda punya modal (tidak perlu harus banyak)
3.Anda punya perhitungan keuntungannya, perkiraan pendapatan – perkiraan pengeluaran = Laba
Saat ini setiap bulan Elly menggarap kurang lebih 600 pasang sepatu. Harga sepatunya, mulai Rp. 300.000 sampai jutaan rupiah.
Bisnisnya bermula dari, karena kebanyakan berjalan selama bekerja, jempol kaki Elly pun sakit. “Saya kena cantengan kalau orang Sunda bilang,” ujar ibu tiga anak ini. Jempol kaki Elly bengkak, sehingga tidak nyaman pakai sepatu. Tapi Elly tidak Cuma meratapi nasib dan jempolnya. Justru musibah jempol ini membawa ide segar baginya. Pasalnya, selama sakit, Elly kerap pergi ke toko-toko sepatu untuk mencari alas kaki. Sampai toko sepatu, ia cuma bingung. “Mau beli yang bermerk, memang enak, sih, tapi mahal,” katanya.
Karena gregetan dengan hal itu, Elly memutuskan untuk bikin sepatu sendiri. Ia membuat sepatu di tukang jahit kulit kenalannya. Ternyata hasilnya pas.
Mulai dari situ, Elly berpikir, bahwa ada banyak orang yang punya problem kaki seperti dirinya. Segera otak bisnis Elly berputar. Tahun 2000 ia nekad buka usaha sepatu bikinannya, bermodal mesin jahit dan tukang sepatu kenalannya. Pelanggan pertama adalah adik bungsunya yang punya ukuran kaki 48. Ketika akhirnya bisa memakai sepatu bikinan Elly, adiknya pun sangat bersuka cita. Sejak itu, pelan-pelan pesanan datang menghampiri bengkel sepatu bermerek Ethree milik Elly, yang berlokasi di Jakarta Selatan itu.



5. Lewati tahap pengujian (baik data maupun pendapat orang lain)

Bijaksana kalau kita membagikan ide kita dengan data dan pendapat orang lain. Dengan data, maksudnya anda perlu pendapat dari majalah usaha (peluang usaha, dll) tentang ide bisnis anda ini. Apakah prospek bagus, modal tidak besar, resiko terukur, musiman atau tidak, dll.
Pendapat orang lain (keluarga, teman, dll) diperlukan untuk menguji apakah ide bisnis anda bisa diterima pasar. Apakah mereka tertarik dengan produk/jasa yang anda tawarkan ?
Karena lamaran kerjanya sering ditolak, Pipie berniat jadi pengusaha sendiri. Bermoda dua mesin jahit, sekarang, ia berhasil menggaet beberapa perusahaan besar menjadi pelanggan tetapnya.
Sampai mempunyai dua anak, alumni Fakultas Pertanian, UNS, Solo, ini mulai berpikir untuk membuka usaha sendiri di rumah. Lalu, suami Pipie menyarankannya menjadi pemasok barang-barang promosi yang dibutuhkan perusahaan.
Ketika memulai usahanya tahun 1995 silam, Pipie harus mendatangi satu per satu perusahaan, untuk menawarkan tas bikinannya. “Bikin janji mau ketemu susahnya minta ampun. Mereka kan sibuk,” kenang Pipie.
Ternyata, pasar itu memang penuh dengan gemerincing rupiah. Buktikan saja, omzet perusahaan Pipie, yang bernama Huda Rahma Grupindo, oke juga. “Rata-rata omzet sekitar Rp. 6 miliar setahun,” kata Pipie.



Jumat, 18 April 2008

4. Melakukan pengamatan dan pembelajaran sekitar Anda

Setelah anda mendapat ide bisnis. Mulailah melakukan pengamatan. Anda perlu sering-sering datang ke tempat bisnis (sesuai dengan ide bisnis anda) yang sudah terlebih dahulu ada.
Pertama, pelajari cara kerja yang sudah ada itu. Lokasi, spesifikasi produk/jasa, cara pembayaran, mata rantai produk/jasa, dll
Kedua, list kekuatan dan kelemahannya.
Ketiga, beri solusi idemu atas kelemahannya.
Kini pesanan dari Italia tersebut menjadi tulang punggung bisnis Vilour. “Kontribusinya mencapai 60%,” ujar Ferry pemilik perusahaan tersebut. Maklum, jualan ke mancanegara dilakukan dalam dolar. Adapun penjualan kaus bola Volour di dalam negeri hanya 30% bisnis Fery.
Ferry tetap mempertahankan 600 karyawan yang mengerjakan order Vilour. Ferry biasa menerima orderan dalam jumlah ribuan sekaligus.
Ferry merintis bisnis sejak masih kuliah di Universitas Parahyangan, sebelum tahun 1980. Waktu itu Ferry kos di Jalan Bungsu dan memiliki tetangga bernama Cik Siok Jin yang punya pabrik kaus. Ferry kerap main ke situ, sehingga sedikit demi sedikit tahu seluk beluk bisnis konveksi.

Suatu ketika, teman-teman Ferry di kampus memesan kaus untuk calon mahasiswa sebanyak 400 potong. “Harganya masih Rp. 600, saya jual Rp. 900,” kenangnya. Ferry berhasil mengantongi laba Rp. 120.000. Jumlah yang sangat besar, karena uang kosnya sebulan kala itu hanya Rp. 6.000. Karena labanya besar, Ferry keterusan menjadi calo kaus.



Rabu, 09 April 2008

3. Pekalah untuk melihat peluang

Cara melihat peluang :
1.Belum ada menjadi ada
Harapan Anto berbuah hasil. Tak perlu menunggu lama, pesanan pertamanya diperolehnya dari Jepang. Pesanan yang nantinya akan dikirim ke Brazil ini ternyata berbentuk pakaian dalam wanita yang khusus digunakan pada musim panas.
Bingung ! Itulah kata yang tepat dalam mengambarkan keadaan Anto saat itu. Ia sama sekali tak tahu cara membuat pakaian dalam wanita dari kulit ular. Pasalnya dia hanya belajar membuat tas, sepatu, dan dompet. Meski begitu, Anto tetap berusaha. Segala macam jenis kulit ular dicoba.

Menurut Anto, saban bulan ia meraup omzet sekitar Rp. 250 juta. Anto mengaku bahwa bisnis kulit ular ini benar-benar baru baginya. “Saya juga baru tahu kulit ular bisa dijadikan pakaian dalam,” ujar pemilik perusahaan bernama Scano Exotic ini.
Merunut ke belakang, ternyata Anto terjun ke bisnis kerajian kulit ini tanpa sengaja. Mulanya, ia berkerj sebagai konsultan hokum bagi investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia. Ketika salah satu klien meminta Anto mencarikan pemasok kerajinan kulit ular.

2.Sulit menjadi mudah
Stefanus Susanto, pemilik Guten Braun, telah memajang dagangannya sekitar 2.000 item. Pendapatannya dari toko ritel sebesar 30-50 juta per bulan. Kini Stefanus punya pelanggan dari beberapa gerai terkenal. Sebutlah Bread Story, Hotel Ibis, Hotel Mulia, dan beberapa hotel di Bali memesan secara rutin.
Awalnya, Stefanus tak berpikir untuk berbisnis. Cuma, anak bontot dari lima bersaudara ini iri melihat kakak-kakaknya telah sukses membuka bisnis sendiri. Kepincut oleh pengalaman sang kakak, Stefanus memutuskan meninggalkan kerjaan yang terbilang mapan di bank.
Ia lantas memilih usaha dagang perlengkapan pembuatan kue (pastry). “Saat itu di Indonesia alat-alat pastry masih terbilang langka,” ujarnya. Kalaupun ada, peralatannya ini hanya bisa didapat di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

3.Mahal menjadi murah
Gerai Fredi, Natasha Skin Care, memang tak pernah sepi dari kunjungan mereka yang tak ingin kehilangan kecantikan. Di Yogya saja dua gerai yang ada bisa merangkul sekitar 700 pengunjung saban hari. Di Surabaya tak kurang dari 400 pengunjung menyambangi Natasha Skin Care setiap hari. Pengunjung di Samarinda, Pontianak, Solo dan Medan pun lumayan. Gerai-gerai di setiap kota itu sudah mampu meraup sekitar 200 pengunjung setiap hari.
Bagi Fredi, perawatan wajah adalah perkawinan bisnis dan medis. “60% medis, sisanya marketing !” tandasnya. Seiring perjalanan waktu, bersama Tantri, Fredi mengembangkan Natasha Skin Care di beberapa kota di Indonesia. Pasar yang dibidik cukup lebar , karena Fredi memasang harga yang terjangkau untuk semua kelas. Dari harga Rp. 30.000-Rp. 40.000 per produk, hingga Rp. 100.000 per paket, tersedia untuk kelas mahasiswa.

4.Jelek menjadi bagus
Kalau dihitung-hitung, sekarang ia mempunyai 3.000 klien. Untuk melayani pengiriman dokumen dari ribuan klien itu, Budiyanto mengerahkan 2.000 sepeda motor, puluhan mobil, dan lebih dari 2.700 karyawan di seluruh Indonesia.

Biarpun berangkat dari usaha city courier, bisnis Budiyanto sudah berkembang ke mana-mana. Budiyanto sudah punya cabang di semua ibukota provinsi di Indonesia.
Nama Nusantara Card Semesta, alias NCS, boleh jadi terdengar aneh di telinga Anda. NCS adalah salah satu di antara sederetan perusahaan kurir yang belakangan ini tumbuh bak jamur di musim hujan. Biar begitu, hanya segelintir perusahaan yang dipercaya mengantarkan kartu kredit atau dokumen perbankan lain yang dianggap penting dan rahasia. “Kalau untuk pengiriman kartu kredit, perusahaan city courier harus punya lemari besi sendiri,” ujarnya.
Selain itu, control terhadap kurir pun sangat ketat. Maka, “Tidak semua perusahaan bisa melayani perbankan,” sambung lelaki usia 40 tahun ini.
Nah, celah itulah yang lantas dibidik oleh Budiyanto. Saat ini, kata Budiyanto, hampir semua divisi kartu kredit bank di Indonesia menggunakan jasa NCS untuk pengiriman dokumen.

5.Tidak life style menjadi life style
Menurut Roy Sembel, J.CO mampu mengubah wajah bisnis donat yang selama ini ada di Indonesia. Tampil dengan konsep open kitchen (dapur terbuka), yang memungkinkan konsumen menyaksikan langsung pembuatan donat, memberi pengalaman lain kepada konsumen. Hal senada diucapkan Yuswohady. Ia melihat J.CO sanggup mendobrak pakem sebagai merek lokal yang mampu bersaing dengan merek global. “Selama ini kan yang menggebrak biasanya global brand,” kata Yuswohady.
Daniel Surya, chief representative Landor Indonesia, perusahaan jasa branding, pun sepakat bahwa J.CO Donuts memang pantas disebut sebagai salah satu produk paling berpengaruh tahun ini. “Yang istimewa adalah penciptaan mereknya sebagai merek lokal yang bersaing dengan merek global,” kata Daniel yang juga direktur Young and Rubicam Brands ini. Selain itu, tambahnya, J.CO berhasil mengubah pandangan orang terhadap donat, yaitu menjadi makanan selingan yang layak dibeli, meski mereka harus antre untuk mendapatkannya.

Keinginan untuk memasuki bisnis donat, menurut Johnny Andrean, presdir PT J.CO Donuts & Coffee, sebenarnya sudah ada sejak lima tahun lalu, jauh sebelum ia membeli BreadTalk, waralaba toko roti asal Singapura. Kala itu, ia ingin masuk ke bisnis donat tanpa harus menjadi bayang-bayang pemain dan merek yang sudah ada.
Intinya, suami Tina Andrean, seorang perancang gaun pengantin, ini ingin membuat dan menciptakan pasar sendiri lewat inovasi yang diberikan pada donatnya. Mulai dari donatnya yang dibuat lebih lembut dan punya banyak pilihan rasa, hingga penyajiannya yang dibuat fresh (langsung) dari oven dalam keadaan hangat.
“Saat J.CO hadir, belum ada satu pun donat yang fresh from the oven,” kata pria yang juga pemilik jaringan Salon Kecantikan Johnny Andrean ini.


2. Di awali dari apa yang Anda punya, bukan apa yang Anda tidak miliki

Ide bisnis, muncul dari :
1.Keunggulan pribadi, Pengalaman dan Keahlian/Skills
Berkat lancarnya rezeki yang mengalir dari mesin gensetnya, Dudy mampu membeli ruko baru berlantai empat di bilangan Matraman Raya. Selain itu, ada workshop seluas 1.100 m2 di Jati Sampurna Bekasi yang juga telah menjadi miliknya. Karyawan Dudy kini sebanyak 60 orang. Ketika awal-awal memulai bisnis penyewaan genset, karyawan Dudy Cuma tiga orang.

Kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah itu tampak diterapkan oleh Dudy Supriadi. Sekarang Dudy memang menikmati tetes rezeki dari mesin gensetnya. Ia memiliki 65 unit genset yang besarnya mulai dari 100 kilowatt hingga 1000 kilowatt. Omzet bisnis Dudy menggapai angka Rp. 800 juta sebulan.
Ia memulainya pada tahun 1980. Selepas lulus STM, kala itu, Dudy bekerja sebagai pelayan mekanik (helper) di perusahaan kakak iparnya, yang bernama PT. Garuda Power. Setelah bekerja, ternyata Dudy jadi ingin meneruskan kuliahnya. Dia menjatuhkan pilihan ke jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasila. Lulus sarjana, Dudy kembali ke Garuda, tapi kali ini ia bekerja sebagai salesman. Pada tahun itu juga, Detroit Diesel mengalihkan hak distribusinya ke perusahaan lain. Walhasil, Garuda jadi bangkrut.
Karena itulah, Dudy tergerak untuk mendirikan usaha penjualan genset sendiri. Setelah bisa membikin usaha sendiri, Dudy bersyukur pernah jadi sales. “Karena, kalau saya tidak ditempatkan di sales, saya tidak bisa bisnis. Kalau orang usaha kan nomor satu kita harus bisa dagang,” ucap Dudy.



2.Hobi
Naluri bisnis Hartati ternyata tidak salah. Dua produk keluarannya digemari di pasar Amerika. Omzet US$ 2 juta dalam setahun berhasil diraup. Nah, tahun ini usaha Hartati mulai merangkak naik. Ia mendapat pesanan dari pemegang lisensi boneka internasional yang hengkang dari China.
Banyak pengusaha yang bisnisnya bermula dari hobi. Salah satunya Hartanti Hartono Widjaja. Hobinya adalah mengoleksi boneka. Ibu tiga anak kelahiran 1967 ini telah menyukai boneka sejak kecil. Sampai-sampai kamar tidurnya dipenuhi aneka macam boneka. “Saya lupa berapa banyak jumlahnya, yang pasti kamar tidur saya penuh dengan boneka,” kata Hartati sambil tertawa.
Nah, setelah dewasa. Hartati membuat boneka. Produk boneka dari Hartati tidak menyandang merek sendiri. Ia memang menjualnya pada lisensi merek internasional, seperti Walt Disney dan Walmart. Namun, dalam perkembangannya, Hartati membikin boneka untuk pasar local. Boneka bermerk Puspita Plush itu hanya dipasarkan pada perusahaan seperti bank dan hotel.
Royal Puspita, pabrik milik Hartati, membikin koleksi boneka yang cukup komplet.

3.Kebutuhan lokal
Menginjak tahun ketiga, Baba Rafi, kebab yang dimiliki oleh Hendy Setiono, telah memiliki 73 cabang di 13 kota dengan lebih 100 karyawan. Dihitung-hitung omzetnya, kata Hendy, mencapai miliaran rupiah per bulan. “Tahun ini, saya menargetkan bisa membuka 100 cabang di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Usaha ini bermula dari perjalanan Hendy ke Timur Tengah. Hendy melihat kebab merupakan makanan umum yang gampang ditemui. Ibaratnya seperti makanan soto atau bakso di sini. Bahkan di beberapa negara di Eropa, juga negara tetangga Malaysia, kebab sudah populer sejak puluhan tahun silam. Dengan pasar ini, Hendy yakin, kebab bakal populer jika dibawa ke Indonesia.

Selasa, 01 April 2008

1. Kemauan untuk Sukses

Anda pasti akan mengalami tantangan saat memulai usaha. Tantangan itu antara lain :
  • Diremehkan (termasuk orang terdekat).
Walaupun sudah sukses , Tonton Taufik, pebisnis sukses ekspor rotan, tetap tidak berhenti bermimpi. Obsesi Tonton yang terpendam adalah menaikkan jumlah kontainer untuk ekspor. “Harapan saya, di tahun 2008, target ekspor bisa mencapai 30 kontainer per bulan,” katanya.

Kesuksesannya bukanlah tanpa perjuangan. Inilah awal dari perjuangan usaha tonton. Pada bulan Oktober 1999, ia mendirikan Rattan-land Furniture. Modal yang dia keluarkannya untuk memulai usaha ini adalah satu buah komputer lengkap dengan fasilitas internet. “Modal awal saya kira-kira Rp. 5 juta,” kata Tonton.

Tonton memanfaatkan modalnya untuk membuat website sendiri. Selama tiga bulan ia berkutat dengan computer dan tidak keluar rumah atau bergaul dengan teman seusianya. Alhasil, ibunda Tonton, Erna Ma’some, kerap menegur dan memarahinya. Sang ayahanda , Ruchimat Samsudi , juga meragukan keberhasilan bisnis anaknya. “Mereka sering bilang: masa cari uang lewat komputer, sih ?” ujar Tonton, sembari menirukan perkataan kedua orangtuanya. Namun, keraguan orangtuanya itu terpatahkan. Pesanan dari luar negeri akhirnya mampir ke website Tonton.
  • Kesulitan mau memulai (modal kerja, cara-caranya/know-how)
Puspo Wardoyo owner Ayam Bakar Wong Solo, yang memiliki cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta. Merantau jauh ke Medan, berakhir tidak sia-sia. Setelah dua tahun menjadi guru, ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi.

Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700. 000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki lima di bilangan Polonia Medan. Disini ia menyewa lahan 4×4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari.

Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan “jarak” Solo-Medan lebih dekat dibanding Solo-Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.

Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibar-kibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnya “mengapung” dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggak-tonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.

Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak Pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa. Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah.

“usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu,” paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlika-liku lengkap dengan segala tantangannya.
  • Membuat laris produk/jasa (karena ada siklus bisnis; pengenalan, pertumbuhan, puncak pertumbuhan, belum lagi persaingan dan hantaman ekonomi faktor; daya beli, dll)
Kisah sukses Ayam Bakar Wong Solo juga tidak bebas dari cerita sedih. Ada masa ketika di waktu-waktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat gara-gara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan.

“Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi” katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. “Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat,” katanya menirukan ucapan sang mertua. Tantangan terbesar mungkin saat ia menghadapi kenyataan satu cabang Wong Solo miliknya yang baru dibangun langsung dibongkar oleh Pemda medan. Pasalnya cabang ini dibangun tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan dinilai mengganggu kenyamanan warga.

Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar "Wong Solo" akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3×4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagi-bagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi. Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari. Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang.

Itu semua bisa teratasi, apabila anda punya tekad untuk sukses.

Caranya : Bersikaplah positif.

Sikap positif = Baik + Mencoba , berarti tetap mengambil sisi baik dari kejadian buruk, serta tidak pernah mau berhenti untuk selalu mencoba lagi.

Senin, 24 Maret 2008

7 KIAT MEMULAI USAHA SENDIRI

  • Kemauan untuk Sukses

  • Di awali dari apa yang Anda punya, bukan apa yang Anda tidak miliki

  • Melakukan pengamatan dan pembelajaran sekitar Anda

  • Beranilah untuk memulai

  • Lewati tahap pengujian (baik data maupun pendapat orang lain)

  • Pekalah untuk melihat peluang

  • Beridelah tidak seperti pada umumnya (biasa)

Jumat, 21 Maret 2008

Pilar-pilar Competitive Advantages :

  • Product : lebih menarik, lebih bagus (kualitas), lebih enak/nyaman, lebih banyak fungsinya, lebih lengkap (pilihan), lebih banyak (isi atau besarnya)

  • Pricing : lebih murah, lebih hemat (penggunaannya), lebih ekonomis (lama pemakaiannya)

  • Promotion: ada program promosi (diskon, paket hemat,dl), ada program khusus member club (loyalist customer)

  • Positioning : pasar tertentu (bawah, menengah, atas), usia tertentu (anak, remaja/pemuda, dewasa), pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, PT), profesi (RT, Profesional, Guru, Pekerja Kasar, dll), Gender (pria, wanita)

  • Publicity : ada media publikasi (brosur, radio, koran, TV, banner,dll), masuk berita di koran

  • Packaging : lebih menarik, lebih unik, lebih informatif, lebih kelihatan lux (permainan warna dan bahan), lebih kokoh (brg berat)

  • Pass-along : mudah didapat, selalu ready stock, berada ditempat yg tepat (sesuai positioning)

  • Permission : hak patent sendiri

  • People : tim yg antusias, menjalankan customer service, bisa fleksibel

  • Peculiar : punya keunikan atau keistimewaan

12 Karakter Utama Entrepreneur

  • Adaptasi : Kemampuan mengendalikan situasi baru dan menemukan penyelesaian yang kreatif atas masalah-masalah

  • Bersaing : Keinginan untuk bersaing dan mengetes diri dengan orang lain

  • Percaya Diri : Percaya bahwa kamu dapat melakukan apa yang kamu rencanakan

  • Disiplin : Kemampuan untuk tetap focus dan tetap pada jadwal dan batas waktu/deadlines

  • Kemauan Kuat : Punya niat untuk bekerja keras menggapai tujuan

  • Jujur : Berkomitmen untuk mengatakan yang benar dan bersepakat dengan orang secara adil

  • Pandai Mengatur : Kemampuan untuk membuat struktur kerja, tugas dan alur informasinya

  • Perseverance : Menolak untuk menyerah; kemauan untuk tetap mengejar tujuan dan bekerja mengatasi haling rintang

  • Persuasif : Pandai dalam meyakinkan orang lain untuk melihat pandangan anda dan mereka tertarik dengan ide anda

  • Pengambil Resiko : Keberanian untuk membuka diri dari kemungkinan kerugian

  • Pengertian : Kemampuan untuk mendengarkan dan berempati dengan orang lain

  • Punya Visi : Kemampuan untuk melihat hasil akhir yang akan dicapai selagi berusaha untuk mengejarnya