Sabtu, 20 Desember 2008

CARA MEMILIH SEGMENTASI PREMIUM ATAU SECOND LINE ?

Masakan yang hambar sama dengan perusahaan yang tidak jelas dalam penetapan segmentasi pasarnya: premium atau second line ? Akibatnya perusahaan seperti ini akan menjadi perusahaan yang umum, mudah ditemui, dan tidak maju. Perusahaan yang tidak jelas segmentasinya sama saja dengan orang yang tidak tahu jati dirinya sebenarnya.
Penetapan segmentasi ini menjadi penting, karena akan mempengaruhi bentuk bangunan yang kita miliki, interior, fasilitas pendukung, pemilihan instrumen promosi dan iklannya.
SISI POSITIF SECOND LINE
Dampak ekonomi dunia yang terus mengguras daya beli konsumen, mengakibatkan mereka memark-down produk atau jasa yang mereka butuhkan. Misal, dulu orang yang mempunyai daya beli membeli mobil kelas 300jtan ke atas memark-down dirinya untuk membeli mobil berkelas 150-200jtan. Mereka yang dulu punya uang pas-pasan untuk membeli mobil sekelas xenia dengan cicilan, memark-down dirinya dengan kendaraan motor roda dua. Porsi orang yang berani membayar mahal demi merk dan gengsi semakin kecil. Sebaliknya porsi orang yang rasional, dengan lebih mempertimbangkan fungsi dan harga dibandingkan merk dan gengsi semakin besar. Konsumen sudah semakin jeli dan tidak "grasa grusu" dalam memilih sebuah produk atau jasa. Mereka sangat teliti membandingkan produk antara personal image dengan benefit yang dia dapatkan.


SISI POSITIF PREMIUM LINE
Walau dampak ekonomi terus menghantam, sepertinya tiada berhenti, tetap saja orang kaya selalu ada di muka bumi ini. Apalagi dengan karakteristik konsumen Indonesia yang dikenal boros, konsumtif, prestise, dan berani. Perusahaan yang bermain di segmen ini akan mudah untuk mencari margin laba yang besar, karena pemain di segmen ini bisa dibilang langka, dan pemain di segmen ini adalah perusahaan yang sudah dewasa. Mereka lebih mengutamakan kualitas dan pelayanan dibandingkan dengan banting harga. Mereka lebih memfokuskan membangun network, seperti membentuk komunitas, dalam memasarkan produknya. Mereka juga sibuk bagaimana membangun kekhasan produk atau jasa yang dijual. Segmen ini masih sangat berpeluang di kota-kota besar, yang didukung banyaknya orang kaya dan turis bisnis maupun turis wisata.
KIAT MEMILIH SEGMEN YANG TEPAT BAGI PERUSAHAAN ANDA
1. Apakah produk atau jasa Anda saat ini memiliki kekhasan yang tinggi ?
2. Apakah produk atau jasa Anda saat ini memiliki pemimpin kualitas produk atau jasa
sejenis ?
3. Apakah perusahaan Anda saat ini sangat kuat brandingnya ?
4. Apakah Anda sebagi owner/founder mempunyai personal branding yang kuat ?
5. Apakah perusahaan Anda memiliki jaringan/network yang identik dengan orang
berduit?
6. Apakah di wilayah pasar Anda kompetitor sudah banyak bermain di Premium Line ?
7. Apakah perusahaan Anda sudah eksis lama ?
8. Apakah perusahaan Anda terbiasa dan benar-benar diakui positif karena mampu
memberikan sentuhan dan pengelaman yang emosional bagi pelanggan Anda ?
Jika jawaban Anda kebanyakaan "Ya", maka Anda bisa memasuki segmen Premium Line, jika "Tidak" adalah jawaban terbanyaknya, maka Anda sebaiknya masuk ke segmen Second Line.
Beberapa waktu lalu saya melihat siaran di TV Channel "Travel&Living" yang memberitakan kenikmatan yang diberikan salah satu Hotel yang saya lupa namanya di Manca Negara. Tapi yang saya ingat dan kagumi salah satu fasilitas Hotel tersebut adalah seekor anjing bagus dan jinak. Anjing itu memang ditawarkan oleh pihak hotel secara gratis untuk dibawa oleh tamu hotel keluar hotel. Sambil menikmati pemandangan di sekitar Hotel dan ditemani oleh anjing yang bagus, jinak, dan plus lucu.
Hotel ini sudah berhasil membangun Hotel bersegmen Premium Line. Dan Hotel tersebut sedang menuai hasil jerih lelahnya. Bagaimana dengan Anda ?

Senin, 15 Desember 2008

CARA PROMO DAN IKLAN YANG EFEKTIF

Ada beberapa hal perlu disadari para marketer saat menggelontorkan sebuah promo dan iklan, yakni :
1. Apakah promo dan iklan tersebut meningkatkan branding
2. Apakah promo dan iklan tersebut sesuai dengan tujuannya
(meningkatkan sales or marketing)
3. Apakah promo dan iklan tersebut kreatif, sehingga menjadi pusat
perhatian ditengah hiruk pikuk promo dan iklan yang lain
4. Apakah promo dan iklan tersebut menggunakan media yang tepat, jika
dihubungkan dengan target pasar yang ingin kita raih
5. Apakah promo dan iklan tersebut sesuai dengan fase pertumbuhan
bisnis perusahaan

Kelima hal di atas, jika Anda gagal, sama saja Anda membuang belanja promo dan iklan perusahaan dengan percuma. Diperkirakan belanja iklan di tahun 2007 lebih tinggi 5 Triliun dibanding tahun 2006 sebesar 30 Triliun, naik 17%. Belanja iklan perusahaan seperti Pertamina saja sebesar 20-30 Milyar. Dan saya percaya kita semua mengamini jika hampir semua perusahaan biaya promosi dan iklannya termasuk biaya terbesar jika dibandingkan biaya lainnya, kecuali Harga Pokok Penjualan.
Kita akan fokus membicarakan hubungan fase pertumbuhan bisnis dengan strategi promo dan iklan yang tepat.
Sebuah perusahaan tentu akan mengalami siklus sebagai berikut :

BIRTH ---> GROWTH ---> MATURITY ---> DECLINE ---> DEATH

Saat perusahaan Anda pada fase BIRTH, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang mengedukasi
2. Promo dan iklan yang secara massal
3. Promo dan iklan yang sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang berguna untuk branding
2. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
3. Promo dan iklan bertujuan untuk customer loyalty dan emosional

Saat perusahaan Anda pada fase GROWTH, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang menciptakan customer loyalty
2. Promo dan iklan yang mulai membangun brand image
3. Promo dan iklan yang mengedukasi
3. Promo dan iklan yang sedikit sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang secara massal
2. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)

Saat perusahaan Anda pada fase MATURITY, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang memperkuat brand image
2. Promo dan iklan yang lebih elegan
3. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
4. Promo dan iklan yang memberikan sentuhan emosional
Don't :
1. Promo dan iklan yang secara massal
2. Promo dan iklan yang mengedukasi

Saat perusahaan Anda pada fase DECLINE, maka :
Do :
1. Promo dan iklan yang menjelaskan inovasi produk
2. Promo dan iklan yang massal
3. Promo dan iklan yang sensasional
Don't :
1. Promo dan iklan yang membandingkan (comparative ad.)
2. Promo dan iklan yang menonjolkan branding

Saat perusahaan Anda pada fase DEATH, maka :
Do :
Sama dengan fase BIRTH + DECLINE
Don't :
Sama dengan fase BIRTH + DECLINE

Iklan Force Magic bisa menjadi contoh bisnis pada fase BIRTH, terlihat iklan tersebut mengedukasi pasar untuk memilih obat nyamuk yang baik buat kesehatan.
Promo dan iklan Mie Sedap bisa menjadi contoh bisnis fase GROWTH, yang kental dengan nuansa membangun brand image mie bungkus dengan memasang iconnya Titi Kamal.

Sabtu, 13 Desember 2008

4 LANGKAH KEPEMIMPINAN DIRI/4 STEPS FOR SELF LEADERSHIP

Menjadi pemimpin haruslah mereka yang bisa mengurusi keluarga. Namun ingin menjadi pemimpin besar haruslah mereka yang bisa memimpin dirinya sendiri.
Syarat kepemimpinan diri :
1.Mampu mengendalikan diri
·Kesalahan Musa ;
Act 7:20 Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
Act 7:21 Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Act 7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Act 7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Act 7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Act 7:25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Act 7:26 Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
Act 7:27 Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Act 7:28 Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?

Kesalahannya : Tanpa seijin Tuhan, membunuh, tindakannya emosional bukan rasional, tidak sesuai waktunya Tuhan
Tahukah Anda prilaku Manager "kodok" ?

Mereka adalah manager yang berjalan dengan menyikut kiri kanannya, seperti gaya kodok berjalan.
Mampu mengendalikan diri = aku menguasai lingkunganku bukan lingkunganku membuat aku seperti ini.
·Kendalikan emosi dan cara Anda bertindak. Ada 3 area; area tidak baik (saya kepala aparat keamanan, tidak menyelesaikan kemalingan karena tidak ada uang buat saya), area baik (saya calon gubernur, saya memberi sembako) dan area benar (saya hamba Tuhan, turun ke jalan-jalan untuk membantu penderitaan rakyat miskin, walau saya sudah nyaman untuk duduk diam di gereja, dia adalah Mother Theresa)

·Tujuan vs Cara.
Ada 4 dimensi; penolakan, antipati, manipulatif dan pengaruh
1. Jika tujuan Anda tidak baik dan caranya tidak baik maka Anda menuai penolakkan
2. Jika tujuan Anda baik dan caranya tidak baik maka Anda akan menuai antipati
3. Jika tujuan Anda tidak baik dan caranya baik maka Anda sedang manipulatif
4. Jika tujuan Anda baik dan caranya baik maka Anda menuai pengaruh
Ingat ! Leadership is about how to influence. Anda perlu membangun diri dengan bertindak untuk tujuan yang baik dan dengan cara yang baik pula.

2.Jadilah diri Anda dengan 3 K = Konsisten, Konsekuen dan Komitmen.
Konsisten = dapat dipercaya; apa yang kita katakan, kita lakukan.
Konsekuen = kerjakan hingga selesai.
Komitmen = lakukan yang terbaik yang Anda bisa.

3.Hidup dalam potensi penuh.
3 Rules hidup dalam potensi penuh :
a. Selalu terus belajar. Mereka terbuka terhadap masukan demi pertumbuhan pribadinya
b. Tekun. Mereka tidak seperti tentara Inggris yang kalah berperang dengan Turki, padahal asal mereka tetap menyerang Turki 1 menit lebih lama mereka akan menang. Karena tentara Turki sudah kehabisan amunisi dan sudah siap untuk mengangkat bendera menyerah.
c. Tidak cepat puas. Andaikata SBY cepat puas, maka dia tidak akan pernah menjadi Presiden. Cukup dengan pangkat Jendralnya, sungguh kebanggaan yang luar biasa baginya , anak Pacitan menjadi Jendral.

4.Bertumbuh.
Proses bertumbuh : This is my decision + Taka a step + Self Evaluation + Renewal (Ini keputusanku + Melangkah + Evaluasi diri + Pembaharuan )

Jumat, 12 Desember 2008

EXTRA EFFORT

Extra Effort artinya tindakan tambahan yang Anda lakukan bagi pelanggan Anda, dan tindakan itu sama sekali bukan kewajiban perusahaan Anda. Dalam arti, andai Anda tidak melakukannya pun Anda tidak akan dimaki-maki pelanggan.
Misalnya semalan saya komplain ke toko handphone dimana minggu lalu saya baru membelinya, namun saya tidak bisa menginstall aplikasinya ke lap top saya. Saya dianjurkan untuk langsung ke Samsung Centre yang tidak satu gedung dengan toko tersebut. Saya tidak bisa komplain dan memakinya, karena memang itu bukan kewajiban toko untuk menggaransi produk yang mereka jual, supplierlah yang menggaransi.
Lalu Extra Effort ini buat apa kalau begitu ?

Jika ceritanya lain, si penjaga toko itu membantu menelponkan ke Samsung Centre (biaya tidak mahal, karena tarif lokal), setidaknya memberitahukan keluhan saya dan membuat janji untuk saya. Tentu tindakan ini akan sangat membekas di hati saya. Besok-besok kalau saya butuh handphone dan accsesoriesnya tentu akan kembali ke toko tersebut, bahkan toko tersebut akan dengan sukarela saya jadikan rekomendasi bagi rekan-rekan saya.
Extra Effort sangat berguna memberikan pengalaman emosional bagi pelanggan kita.
Apakah pegawai kita sudah melakukan Extra Effort yang baik ?
Apa yang membedakan Careefour dan Hipermart ? Hampir sama...
Harga, fasilitas, alat pembayaran semua tidak beda. Andai pegawai Anda memberikan pembedaan di Extra Effort, maka perusahaan Anda akan membuat perbedaan.
Pernahkah Anda mencari-cari barang di Hipermarket ? Saya percaya tentu pernah, dan pernahkan Anda bertanya kepada salah seorang pegawai yang Anda temui untuk menemukan barang yang Anda cari ? Tentu saja pernah, bukan ?
Apa yang Anda alami: pegawainya hanya menunjuk dengan jari telunjuknya untuk mengarahkan Anda ke tempat barang yang Anda cari atau pegawai itu dengan mukanya tersenyum, antusias menemani Anda sampai menemukan dengan tepat barang yang Anda cari ?
Mungkin keduanya pernah Anda alami. Mana yang membekas di hati Anda, pegawai yang hanya menunjuk atau yang mengantar hingga menemukan yang Anda cari ?
Berikut 5 Rules for Extra Effort :
1. Extra Effort adalah tentang membangun relasi
2. Extra Effort dimotivasi dari ketulusan hati untuk melayani
3. Extra Effort dimulai dari cara pandang Owner dalam menganggap pelanggannya
4. Extra Effort harus dimasukkan dalam SOP (Standard operating & procedure)
5. Extra Effort patut disejajarkan dengan usaha inti perusahaan.
Beberapa tindakan yang termasuk Extra Effort :
1. Menelpon taxi, saat pelanggan Anda membutuhkan taxi untuk pulang
2. Memberikan free charge service yang tidak material
3. Menemani pelanggan yang mencari barang, seseorang dan ruangan
4. Free Parking (Anda yang membayar biaya parkirnya)
5. Bantu pelanggan untuk komplain garansinya ke supplier kita
6. Telpon satu atau dua minggu setelah pelanggan bertransaksi dengan kita, apakah ada keluhan dengan produk yang kita jual

Rabu, 10 Desember 2008

5 KESALAHAN BERBISNIS

Bisnis 2009 akan tidak lebih mudah, persaingan semakin ketat. Walau pertumbuhan bisnis tetap ada, saya perkirakan 5-6%, namun pertambahan kue bukannya menambah porsi kue per masing-masing pengusaha, bahkan sebaliknya. Hal ini diakibatkannya munculnya banyak pengusaha baru yang beradu nasib.
Persaingan akan dimenangkan oleh pengusaha yang kreatif, customer oriented, menjalankan managemen yang efektif, dan memiliki Sumber Daya Manusia yang solid.
Untuk menjadi pengusaha sepeti ini, Anda perlu menghindari 5 kesalahan berbisnis.

KESALAHAN Pertama, MENGABAIKAN CUSTOMER NEED. Pengusaha yang suka banting harga, dapat omzet dadakkan karena dapat harga beli murah dan jual murah, mereka akan dimakan oleh hukum pelanggan itu sendiri. Oleh karena edukasi customer yang sudah meningkat, tawaran fungsi produk/jasa yang sama sudah menjamur, dan perubahan lingkungan pelanggan, mereka semakin bijak untuk memilih perusahaan mana yang baik buat mereka untuk bertransaksi.
Tidak ada pilihan, bagi pengusaha saat ini untuk mau mendengar kebutuhan pelanggan Anda. Alihkan fokus Anda yang dulu lebih banyak bagaimana mendatangkan barang, dengan mengamati dan mendengar keinginan dari pelanggan Anda. Berilah benefit yang pas buat mereka.
KESALAHAN kedua, MENGABAIKAN MEMBANGUN SDM YANG SOLID. Old Rules : Business = Product. New Rules : Business = Product + Service. The Best Rule : Business = Product + Service + Human Resource. Bekali pegawai Anda dengan bekerja dengan hati, kreatifitas, pro aktif, antusias, dan kemampuan make a decision. Mereka adalah spoke person bagi perusahaan Anda, bukan Anda, tapi mereka. Zaman batu, agraris, industri, marketing, teknologi informasi sudah berlalu. Sekarang sudah tiba zaman Sumber Daya Manusia. Akhirnya semua akan bisa mengikuti produk/jasa yang kita jual, semua bisa mengikuti harga yang kita pasang, semua bisa menjalankan pemasaran yang kita buat, namun semua belum tentu bisa mengikuti persis dengan kualitas SDM yang kita miliki.
KESALAHAN ketiga, TIDAK MENGGUNAKAN MANAGEMEN BERBASIS KINERJA. Banyak pengusaha menjalankan bisnisnya berorientasi pada untung, bukan pada kinerja. Pengusaha yang berorientasi untung akan fokus pada sales, bagaimana produk/jasanya bisa dijual segera dan sebanyak-banyaknya. Jangan heran mereka akan membanting harga dan tidak peduli service after sales, hit and run jurus pamungkas mereka. Pengusaha yang berorientasi untung akan fokus pada pertumbuhan sales, bukan kinerja yang optimal. Asal penjualan sudah meningkat, mereka akan puas. Sebut saja tahun lalu hasil penjualan 12M, tahun ini 15M, mereka sudah puas. Padahal jika mau dianalisa, titik optimal yang bisa dicapai bisa jauh lebih dari 15M, jika perusahaan mau membangun managemen berbasis kinerja, seperti : peningkatan fungsi controlling, budgeting, feedback dan upgrading.
KESALAHAN keempat, MENGABAIKAN DIFERENSIASI. Perusahaan yang tidak melakukan diferensiasi sudah pasti mati, paling tidak setengah mati buat perusahaan yang dulunya berjaya. Banyak produk yang dulunya terkenal namun sekarang tinggal kenangan, sebut saja : Bodrex, Sugus, dan masih banyak lainnya. Bagaimana membangun diferensiasi ? Anda bisa mengevaluasi dan membangun perusahaan Anda dengan competitive Advantage (product, pricing, promotion, positioning, publicity, packaging, pass-along, permission, people dan peculiar) yang banyak. Kedua Anda bisa memaksimalkannya dengan membangun customer satisfaction driven (harga, kualitas pelayanan, kualitas produk/jasa, kemudahan mendapatkan,faktor emosional)di perusahaan Anda.
KESALAHAN kelima, Local Mindset. Bagaimana mungkin bangsa yang memiliki SDA dan SDM yang banyak tidak bisa menikmati kekayaan itu, malah negara lain yang bisa memanfaatkannya, sebut saja : Freeport. Semua bermula dari pengusaha yang berpikir lokal. Mereka hanya membangun kerajaan bisnis kota, provinsi paling top nasional. Sehingga tidak mengherankan pengusaha ini tidak memikirkan branding dan network. Berbeda dengan para entrepreneur US. Mereka sangat bervisi global. Anda akan menemui dengan mudah dimana saja Coca Cola, Mc Donald, Sturback, produk Disney, Shell, Microsoft, dan lain-lain. Pengusaha yang bermental dan berpikir global akan lebih mudah sukses dari pada yang lokal.